Kadang bergerak dengan diam itu sangat menyakitkan, tapi seorang “angin” saja selalu tak menampakkan diri apa bila dia ingin dirasakan, itulah aku dan hidupku, diamku dan pelarianku adalah sebentuk ekspresi ketidakberdayaan dari apa yang aku inginkan secara esensial tapi nyatanya aku hidup di duania yang serba substansial.‘Kamu’ akan tetap menjadi kamu yang selamanya tada akan pernah aku hapus dan tidak akan pernah aku hindari. ‘Aku‘lah esensial dan kamu tetapakan jadi substansial dan ‘Aku’ selalu berhadapan dengan substansi yang dimiliki sekarang akan membereikan sedikit ketenangan akan adanya ‘kamu’ disana dengan substansi yang kamu milikiaku harap suatu hari ‘Kamu’ akan temukan jawaban tentang laku‘ku’ dan atas apa yang terjadi selama ini.
‘aku’ dan ‘kamu’
Tinggalkan komentar