Dzikir adalah salah satu tanda seorang mahluk mengingat dan mengenal Tuhannya, dan sering kali kita dapati peretanyaan kenapa kita harus selalu dzikir yang terkadang sangat sulit kita jiwai (dan terkadang sangat sulit juga untuk kita lakukan dalam kehidupan sehari hari). Dan inilah sebuah pemikiran dan pandangan dari seorang mahasiswa abs
urd tentang dzikir.
Tahukah kamu? setiap mahluk punya caranya sendiri ketika dia menunjukkan rasa cintanya kepada Sang Maha Pencipta?. Banyak ahli agama menyebutkan salah satu cara menunjukkan dan mengaplikasikan bentuk kecintaannya pada sang Khalik adalah dengan cara selalu mengingatnya dimanapun dan kapanpun atau lazim orang menyebutnya sebagai Dzikir.
Kembali ke awal kalimta ketika saya ingin membagi apa yang ada di kepala saya tentang bagaimana cara setiap mahluk (mahluk = segala ciptaan-NYA) berdzikir dan menunjukan rasa cintanya kepada siapa yang teah menciptakannya. Salah satu dari banyak contoh adalah, matahari, dia berdzikir dengan cara memberikan cahaya dan energi yang tiada kan habisnya sebagai bentuk cintanya kepada sang khalik dengan memperkenalkan sang Khalik itu Maha baik yang memberikan cahaya yang sanggup menerangi setiap jalanan yang gelap, dan memebrikan kehangatan bagi semesta alam sera memberikan energi yang begitu melimpah ruah dan hampir tidak terbatas, –(( jika melihat fenomena ini seharusnya kita bisa berfikir tentang begitu maha penyayangnya tuhan begitu sangat baik menciptakan matahari ha
nya untuk menghidupi dan memebrikan kehidupan bagi mahluk hidup di bumi))–
Tumbuhan hijau, berdzikir dengan cara memberikan salah satu bentuk energi yang berhasi di sintesis dari sinar matahari yang dia racik demi memberikan kehidupan dan berbagi energi kehidupan dengan mahluk lain. Mesipun dia harus memberikan kehidupnanya dan merelakan mas ahidupnya hanya bagi kehidupan mahluk lain yang belum tentu berguna bagi kehidupanyya. Hal itu hanya demi menggambarkan bahwa dia tidak peranah perhitungan dan mencoba menyebut dan memperkenalkan Ke Maha-an Tuhan, bahwa Dia-lah yang sanggup maha memberi dan sanggup memberi meskipun Dia tidak akan pernah membutuhkan sesuatu apapun dari ciptaannya.
Air, berdzikir dengan merelakan dirinya, hanya demi memberikan ke segaran bagi mahuk lain yang membutuhkan, merelakan dirinya menguap kembali ketika pans dan membiarkannya jatuh bebas ketika hujan turun. Maha besar Allah yang telah enciptakannya,
begitu sempurna. Inilah cara air menyebut dan memperkenalkan Tuhannya pada kita kh
ususnya yang sangat sering tidak menggambarkan sebagai mahluk bertuh
an dan sangat sering melupakannya. Meskipun terkadang mahluk lain tak terlihat secara kasat sedang berdzikir, namun sebenarnya mereka tak lelahnya mengingatkan kita bahwa tiada yang lain yang patut di sembah, tiada yang lain yang patut menjadi pusat perhatian kecuai Sang Maha Pencipta.
Dan selalu belajar lah dari mereka yang selalu menyebut dan mengingatkan kita akan ke-Esaan Tuhan.
belajarlah dari air yang memiliki rasa kelembutan, belajar lah dari api yang memiliki perlawanan, belajarlah dari tanah yang selalu rendah hati, lihatlah ke depan, karena kan memberikan kita visi, lihatlah kebelakang agar kita belajar, lihat lah kesamping agar kita tahu kita tidak hidup sendiri, lihatlah keatas aga kita selalu mawas diri, dan lihatlah ke bawah karena dengan begitu kita akan belajar bersyukur
konsistensi energi mengingatkan kita bahwa adasesuat yang selalu kekal.
Tinggalkan komentar