Pada dasarnya pada setiap diri manusia akan ada selalu rasa ingin mengetahui apa yang bukan menjadi urusannya, tak percaya? kita buktikan.
Setiap kita berhadapan dengan orang, bahkan ketika orang itu tidak kita kenal. akan selelu muncul pertanyaan, apa? mengapa dia begitu? dan apa yang sedang dia pikirkan?, pertanyaan itu akan sentiasa muncul ketika kita berhadapan dengan orang lain baik yang kita kenal maupun tidak.
Jadi dengan kata lain selain kodrati dan alami setiap individu itu ingin selalu ikut dan merasakan dan ingin cukup tahu apa yang orang lain sedang alami dan rasakan. Dan secara tidak langsung itu menggambarkan bahwa orang itu memiliki kecenderungan ingin ikut berbagi dan di bagi meskipun dalam hal keci sekalipun.
Coba lihat lebih dalam kedalam diri kitqa sendiri, coba buktikan dari konsep yang saya utarakan barusan. Lalu kita lihat apakah hal itu memang merupakan kebenaran atu hanya sebuah gambaran dari ilusi saya sebagai seorang yang suture.
Selain ingin dibagi dan setiap individu juga selalu memilki kecenderungan ingin membagi. meskipun pada kenyataannya yang dibagi juga terkadang tak ingin dibagi hal tersebut. api uniknya dengan kebesaran Tuhan Yang Maha ESa membentuk dan menciptakan manusia sedemikian rupa sehingga apa yang teman berbaginya rasakan sebagaian besar feel nya tidak bisa dia rasakan (itu menghindari kemungkinan untuk setiap individu yang ingin berbagi merasa lebih sakit hati). SUBHANALLAH, itu lah Tuhan semesta alam yang maha mengatur segala hal sampai pada hal terkecil yang kadang luput dari kepekaan mahluknya.
Lagi-lagi apa yang saya bahas terlalu melebar, dan ini sebuah intinya. Pada dasarnya selain ingin mendengar setiap orang juga ingin di dengar, sejalan dengan yang abraham Maslow katakan, dalam setiap individu seseorang itu pasti selalu ada kebutuhan untuk mengaktualisasikan dirinya atau bahasa kerennya adalah “need for actualization”.
Dan apa pentinya saya menuliskan apa yangs elama ini muter-muter dalam sebagian otak saya, adalah kita sebagai individu harusnya lebih membuka hati dan pikiran kita karena ternyata keseimbangan hak dan kewajiban itu hrus benar-benar seimbang.
Karena selain kita memiliki hak untuk di dengar kita juga punya kewajiban untuk mendengarkan, begitupun dengan orang lain. maka berbagi kasih dan pengertianlah terhadap orang lain, minimal hanya sekedar mendengarkan meskipun tak memberi solusi dari setiap apa yang orang bagi.
dan kebiasaan orang banyak yang dibagi itu bukan kebahagiaan namun masalah. meskipu ada juga yang membbagi kebhagaiaan.
Tinggalkan komentar